Header Ads

Pola Komunikasi Guru dan Orang tua Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa


 https://images.app.goo.gl/SwrCqZYLJuQtW7Ht6


Di dalam dunia pendidikan banyak membawa perubahan dalam kehidupan saat situasi pandemi (Lathifatus, 2019). Dijelaskan bahwa pembelajaran dilakukan secara daring untuk mengurangi penyebaran virus. Dalam kondisi ini, keterlibatan orang tua sangat penting agar proses pendidikan tetap berjalan. Pandemi ini juga memicu komunikasi lebih intens antara guru dan orang tua murid (Yuliyanto et al., 2024). Dalam kehidupan keluarga, masa pandemi memberi hikmah tersendiri untuk mempererat hubungan antara orang tua dan anak. Ketika dalam kondisi normal orang tua sering disibukkan dengan pekerjaan, situasi luar biasa ini memberi mereka lebih banyak waktu untuk mengamati perkembangan anak dan mendengarkan keluh kesah mereka untuk dicari solusinya.

Dalam upaya memastikan anak-anak tetap mendapatkan hak pendidikan meskipun pembelajaran dilakukan secara online, orang tua harus tetap memantau perkembangan anak melalui pelajaran yang diberikan oleh guru. Guru berperan penting dalam menyampaikan pesan atau informasi yang mempengaruhi anak kepada orang tua, serta dalam memberikan informasi dan pengingat terkait hal-hal yang berhubungan dengan pembelajaran anak, baik yang disampaikan oleh sekolah, individu, atau kelompok. Komunikasi yang efektif antara guru dan siswa didasarkan pada hubungan yang kuat. Untuk mencapai komunikasi yang efektif, kebijakan komunikasi perlu dirancang dengan benar melalui media digital. Selama pandemi, guru menggunakan berbagai bentuk komunikasi, seperti dialog, obrolan grup, dan WhatsApp, untuk memfasilitasi komunikasi dan mendukung pembelajaran. Komunikasi yang efektif menjamin siswa memahami guru, memahami pelajaran, dan dapat dengan mudah memahami informasi yang diberikan (Yuliyanto et al., 2024).

Pandemi Covid-19 mendorong orang tua untuk memprioritaskan pendidikan anak-anak mereka, meskipun situasinya sangat sulit. Orang tua harus menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, memotivasi dan mendukung anak-anak mereka, serta berkomunikasi efektif dengan guru untuk membina hubungan yang positif. Selain itu, mereka harus memberikan motivasi dan lingkungan yang mendukung bagi perkembangan psikologis anak-anak mereka (Lathifatus, 2019).

Pandemi Covid-19 juga membuat Indonesia menerapkan langkah-langkah untuk melindungi warganya, salah satu yang mendorong masyarakat untuk bekerja dari rumah adalah kebijakan Work From Home (WFH). Pada sektor Pendidikan, khususnya dalam proses pembelajaran, menciptakan lingkungan pendidikan yang mendukung, dan memaksa siswa belajar dari rumah memiliki dampak signifikan (Hendriyani et al., 2021). Sekolah menggunakan berbagai alat seperti Google Classroom, WhatsApp, Zoom, dan media lainnya untuk memfasilitasi pembelajaran. Namun, faktor seperti fasilitas, akses internet, dan kurangnya pengetahuan teknologi menghambat proses pembelajaran. Guru juga perlu memberikan manajemen waktu dan dukungan yang memadai agar pembelajaran tidak terganggu oleh pandemi. Pendekatan ini membantu anak-anak di dukung orang tua mereka pada situasi yang menantang serta mendorong mereka untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif (Naisya Kamila, 2022).

Pada awalnya, studi tentang komunikasi, terutama ilmu komunikasi, tidak pernah ada dalam wawasan ilmiah. Pada masa di mana filsafat masih dalam mempertimbangkan semua masalah manusi, konsep komunikasi sebagai fenomena yang relevan belum dipertimbangkan. Namun, saat ini, ilmu komunikasi telah berkembang pesat di bidang ilmu sosial (Yunita & Irsal, 2021).

Asal-usul kata komunikasi berasal dari bahasa latin, yaitu dari kata cum, yang berarti dengan atau bersama dengan, dan unus, yang berarti satu. Dalam bahasa Inggris, kata communion ialah gabungan kedua kata, yang berarti kebersamaan, persatuan, atau hubungan. Kata communicare kemudian muncul dari sini, yang artinya membagi sesuatu dengan orang lain, memberikan sebagian kepada seseorang, bertukar pikiran, atau memberitahukan sesuatu kepada seseorang. Terbentuk kata benda communication dalam bahasa Inggris asalnya dari kata kerja communicare, yang kemudian diadaptasikan ke dalam bahasa Indonesia sebagai komunikasi. Komunikasi dapat diartikan sebagai pemberitahuan, percakapan, pertukaran pikiran, atau hubungan secara harfiah (Yunita & Irsal, 2021).

Dalam dunia pendidikan, komunikasi memegang peranan vital dalam menyampaikan informasi. Untuk mencapai komunikasi yang efektif, para guru harus memahami komunikasi pendidikan adalah prinsip dasar, teknik berkomunikasi harus efektif, serta berbagai bentuk komunikasi baik lisan maupun tulisan. Selain itu, komunikasi di kelas penting untuk menguasai strategi meningkatkan efektivitas (Fitri et al., 2023). Dalam konteks ini, komunikator yang menyampaikan pesan adalah pengajar, sedangkan siswa sebagai penerima pesan. Meski terdapat perbedaan tingkat, seperti antara guru dan murid di jenjang dasar dan menengah serta dosen dan mahasiswa di jenjang perguruan tinggi, proses komunikasi pada dasarnya tetap sama dengan penekanan pada kualitas pesan yang disampaikan.

Pola komunikasi guru dengan oran tua berjalan dalam berbagai bentuk pola komunikasi. Terdapat beberapa kendala dalam komunikasi antara wali dan peserta didik, yaitu penyampaian pesan dalam proses mendampangi dan mendidik anak tidak langsung mendapatkan umpan balik. Kegiatan di masa pandemi seperti ini mengubah banyak hal, mulai dari cara orang bekerja atau bersosialisasi yang dulunya melibatkan perkumpulan Masyarakat dan termasuk kegiatan saling membantu satu sama lain, namun hal tersebut tidak lagi terjadi karena pandemi Covid-19. Dalam meningkatkan motivasi anak saat belajar di masa pembelajaran pandemi, ada banyak hambatan atau kendala dalam proses pola komunikasi guru dan orang tua (Yuliyanto et al., 2024).

Hambatan dalam komunikasi adalah sebuah tantangan yang dapat mengganggu kelancaran proses pertukaran pesan, baik dalam situasi dekat maupun jarak jauh. Ini tidak diinginkan oleh pelaku komunikasi, baik pengirim maupun penerima pesan, yang berusaha untuk mencapai pemahaman dan respons yang jelas (Saudi & Nurhayati, 2021).

Selama pandemi, faktor-faktor seperti pendidikan orang tua dan kondisi lingkungan kerja juga dapat menjadi penghalang bagi wali murid dalam mendampingi anak-anak mereka. Misalnya, orang tua yang bekerja sebagai petani atau pekebun mungkin memiliki keterbatasan waktu untuk membimbing anak-anak mereka dalam proses belajar di rumah. Beberapa keluarga bahkan mungkin mengandalkan teknologi seperti ponsel untuk membantu anak-anak mereka belajar mandiri saat orang tua sibuk dengan pekerjaan mereka di luar rumah (Saudi & Nurhayati, 2021).

Di era pandemi untuk meningkatkan motivasi belajar anak saat belajar pada pola komunikasi orang tua dan guru, terdapat faktor pendukung agar dapat berjalan dengan efektif. Berdasarkan hambatan, guru dan orang tua memberikan solusi untuk memaksimalkan pendampingan untuk memotivasi anak saat belajar. Terciptanya pola komunikasi yang efektif merupakan tujuan dalam komunikasi. Untuk meningkatkan efektivitas yaitu dengan cara mengidentifikasi sasaran komunikasi, menggunakan media yang tepat, dan memaksimalkan peran komunikator dalam komunikasi. Sebelum mengembangkan komunikasi, penting untuk memahami orang yang akan menanggapi permintaan tersebut, memastikan permintaan tersebut dilakukan dengan benar tanpa memerlukan penjelasan. Guru dan siswa harus saling berkonsultasi untuk menemukan solusi terbaik dalam situasi apa pun, dan berkomunikasi satu sama lain untuk memfasilitasi pembelajaran aktif. Orang tua dan guru harus memberikan komunikasi yang baik untuk mendukung proses belajar anak, memastikan mereka memahami materi, mengevaluasi hasil belajar, dan meningkatkan intensitas. Orang tua juga hendaknya memberikan motivasi dan menghindari pemberian hukuman yang keras jika anak kurang memahami materi pembelajaran (Yuliyanto et al., 2024).

Komunikasi yang efektif terjadi bila pesan dapat dipahami melalui komunikator, dan pesan tersebut dapat tersampaikan melalui komunikasi. Transparansi diperlukan untuk menjaga sikap positif terhadap orang lain, memberikan umpan balik yang kritis, dan menghindari kerugian. Solusi bagi orang tua dan guru untuk meningkatkan motivasi siswa adalah dengan memberikan hadiah jika anak menyelesaikan tugas dengan baik. Untuk itu, pemberian hadiah dalam sebuah proses pendidikan sangat diperlukan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Hadiah ini diberikan agar anak memiliki semangat yang tinggi dalam belajar, dan hadiah ini dapat berupa meja belajar, peralatan sekolah, makanan ringan, kuota internet, atau telepon genggam yang digunakan untuk belajar. Solusi lainnya adalah dengan mengajak anak untuk refreshing sesekali agar anak tidak jenuh dengan kegiatan sehari-hari. Guru juga berusaha menciptakan strategi baru dalam pembelajaran agar anak lebih termotivasi untuk belajar (Yuliyanto et al., 2024).

 

Berdasarkan pola komunikasi guru dan orang tua dalam meningkatkan motivasi belajar siswa pada masa pandemi, maka dapat ditarik Kesimpulan: pandemi Covid-19 telah mengubah dunia pendidikan secara signifikan, khususnya pada pendidikan anak usia dini. Guru berperan penting dalam memfasilitasi pembelajaran awal, pengembangan akademik, dan menciptakan lingkungan belajar yang kondusif. Komunikasi yang efektif antara guru dan siswa sangat penting untuk meningkatkan hasil pembelajaran awal. Guru menggunakan platform digital seperti Google Classroom, WhatsApp, dan Zoom, dan pandemi ini juga memberikan peluang bagi orang tua untuk menghabiskan lebih banyak waktu dengan anak-anak mereka, memantau perkembangan mereka, dan menciptakan lingkungan yang emosional. Komunikasi yang efektif memerlukan pemahaman prinsip-prinsip pendidikan dan teknik komunikasi yang efektif, baik lisan maupun tulisan. Kolaborasi antara guru dan orang tua sangat penting untuk menciptakan solusi pembelajaran yang efektif dan memotivasi anak. Pandemi ini tidak hanya menjadi ancaman tetapi juga merupakan alat untuk meningkatkan kolaborasi antara guru dan orang tua dalam pendidikan anak usia dini. Saran saya terkait hal ini adalah mengadakan program pengembangan atau pelatihan untuk meningkatkan motivasi dan pengetahuan mereka di saat situasi pembelajaran masa pandemi misalnya seperti membuat pelatihan online dengan menggunakan platfrom video tutorial, webinar, dan modul e-learning, mengadakan workshop tentang pentingnya memahami emosi dan bagaimana mengelola konflik secara konstruktif, mengadakan sesi role play atau simulasi situasi untuk melatih respon dalam berbagai skenario komunikasi. Dengan mengimplementasikan program atau pelatihan seperti ini, diharapkan komunikasi antara guru dan orang tua dapat menjadi lebih efektif, harmonis, dan konstruktif, yang pada akhirnya akan memberikan dampak positif bagi perkembangan siswa.




Referensi


Fitri, N. L., Adha, C., & Nasution, S. F. (2023). Pentingnya Penerapan Komunikasi Efektif Dalam Konteks Pendidikan. Journal Of Social Science Research Volume, 3(6), 5241–5251.

Hendriyani, M., Artini, N. M., & Tatyana, T. (2021). Dampak Pandemi Covid 19 Terhadap Dunia Pendidikan. Kompleksitas: Jurnal Ilmiah Manajemen, Organisasi Dan Bisnis, 10(2), 13–21. https://doi.org/10.56486/kompleksitas.vol10no2.128

Lathifatus, S. (2019). Sinergi peran guru dan orang tua dalam mewujudkan keberhasilan pembelajaran PAI tingkat pendidikan dasar di era pandemi covid-19. Dar El-Ilmi: Jurnal Studi Keagamaan, Pendidikan, Dan Humaniora, 2(November), 1–16.

Naisya Kamila. (2022). Dampak Pandemi Terhadap Dunia Pendidikan. Universitas Islam Negeri Raden Mas Said Surakarta. https://www.uinsaid.ac.id/en/dampak-pandemi-terhadap-dunia-pendidikan-1

Saudi, Y., & Nurhayati, N. (2021). Pola Komunikasi Interpersonal Orang Tua Dalam Mendampingi Proses Belajar Anak Di Masa Pandemi Covid-19 Di Dusun Jelapang. Al-I’lam: Jurnal Komunikasi Dan Penyiaran Islam, 5(1), 39–47. http://journal.ummat.ac.id/index.php/jail/article/view/5181

Yuliyanto, A., Ni’am, R., Hidayati, N., Sofiasyari, I., & Assenhaji, S. Y. (2024). Teacher and Parent Communication Patterns in Increasing Student Learning Motivation in Elementary Schools. EduBase : Journal of Basic Education, 5(1), 13. https://doi.org/10.47453/edubase.v5i1.2007

Yunita, N. Y., & Irsal, I. L. (2021). Komunikasi Dalam Pendidikan Anak. Paramurobi: Jurnal Pendidikan Agama Islam, 4(2), 105–118. https://doi.org/10.32699/paramurobi.v4i2.2045

 

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.