Header Ads

Persepsi Guru dan Siswa tentang Pengguna Chatgpt

 


Penggunaan teknologi di bidang pendidikan telah berkembang pesat, dan ChatGPT adalah salah satu contoh terbaru penerapan AI dalam pembelajaran. Sebagai alat berbasis chatbot, banyak guru yang menganggap ChatGPT sebagai solusi efektif untuk meningkatkan produktivitas pengelolaan pembelajaran. Sebuah penelitian terbaru menemukan bahwa sebagian besar guru setuju bahwa ChatGPT mudah digunakan dan memberikan perbedaan yang signifikan terhadap kinerja mereka (Kharis et al., 2024).


Pengajar menganggap ChatGPT bukan hanya alat untuk merencanakan pembelajaran dan menemukan sumber daya, namun juga cara untuk menjelaskan topik kompleks dengan lebih baik. Kemampuan ChatGPT untuk memahami konteks dan memberikan respons yang relevan menjadikannya sangat berguna dalam memfasilitasi proses belajar mengajar yang lebih efektif. Selain itu, obrolan ini juga dapat meningkatkan kreativitas guru untuk menyusun materi pembelajaran yang lebih menarik dan interaktif, yang pada akhirnya dapat meningkatkan minat dan motivasi belajar siswa. Namun, seperti penerapan teknologi baru lainnya di bidang pendidikan, penggunaan ChatGPT bukannya tanpa masalah. Beberapa guru khawatir bahwa ketergantungan yang berlebihan pada teknologi dapat melemahkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis dan mandiri. Selain itu, terdapat kekhawatiran mengenai keakuratan informasi yang diberikan oleh ChatGPT dan potensi pelanggaran etika seperti plagiarisme jika siswa menggunakan chat ini untuk menyelesaikan tugas tanpa memahami materi dengan benar.


Penelitian lain, yang melibatkan siswa dari berbagai institusi pendidikan, juga menekankan efek positif penggunaan ChatGPT di pendidikan tinggi. Penelitian dengan menggunakan metode analisis regresi menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara penggunaan ChatGPT dengan tingkat motivasi belajar siswa(Nufus, 2024) . Siswa mengapresiasi kemampuan ChatGPT dalam memberikan klarifikasi tambahan, membantu mereka lebih memahami materi, dan memberikan jawaban cepat atas pertanyaan mereka. Tidak hanya itu, chat ini membantu siswa dalam menyelesaikan tugas secara efektif dan efisien. Dengan akses informasi yang cepat dan akurat, siswa merasa lebih percaya diri dalam mengerjakan tugas karena dapat mengecek jawaban dan mendapatkan feedback instan dari ChatGPT. Meskipun tanggapan siswa terhadap ChatGPT secara umum positif, beberapa masalah telah diangkat. Salah satu kekhawatiran terbesarnya adalah risiko siswa menjadi ketergantungan pada teknologi ini, yang dapat menurunkan motivasi mereka untuk belajar mandiri. Selain itu, permasalahan etika juga harus dibenahi, khususnya potensi plagiarisme ketika siswa mengandalkan ChatGPT untuk tugas tanpa memahami materi sebenarnya.


Studi lanjutan yang dilakukan (Pratiwi, 2024) menemukan bahwa siswa menganggap ChatGPT sebagai alat yang mudah digunakan untuk menyelesaikan tugas yang memberikan informasi tambahan mendalam dan meningkatkan pemahaman mereka terhadap materi pembelajaran, khususnya dalam bahasa Indonesia.  Hadirnya chat room ini diyakini juga akan meningkatkan motivasi dan partisipasi siswa dalam proses pembelajaran.Namun, tantangan penggunaan ChatGPT di lingkungan pendidikan tidak dapat diabaikan. Ketergantungan yang berlebihan pada teknologi dapat melemahkan kemampuan siswa untuk mengembangkan pemikiran kritis dan analitis yang mandiri. Selain itu, penggunaan teknologi ini memerlukan perhatian khusus terhadap etika, termasuk upaya menghindari plagiarisme yang tidak etis. (Merizawati et al., 2024) juga menekankan pentingnya mengembangkan sumber referensi ChatGPT yang lebih komprehensif dan terverifikasi. Informasi yang disediakan oleh chatbot ini harus diperbarui secara berkala untuk memastikan keakuratan dan relevansi. Selain itu, mekanisme pelaporan dan koreksi informasi yang salah harus diperkuat sehingga siswa dapat mengandalkan informasi yang dapat dipercaya dalam pembelajarannya.


Mengatasi tantangan ini memerlukan pendekatan yang komprehensif dan terkoordinasi dari semua pihak terkait. Melatih dan mendidik guru dan siswa tentang penggunaan ChatGPT yang etis dan efektif merupakan langkah penting. Pelatihan dapat diselenggarakan bagi para guru tentang cara mengintegrasikan ChatGPT ke dalam pengajaran untuk mendukung pengembangan pemikiran kritis dan keterampilan analitis siswa.Selain itu, institusi pendidikan harus membuat aturan yang jelas tentang penggunaan ChatGPT di lingkungan pendidikannya. Kebijakan tersebut harus mencakup peraturan tentang plagiarisme dan etika akademik, serta mekanisme untuk memantau dan mengevaluasi penggunaan teknik-teknik tersebut. Dengan peraturan yang ketat dan pedoman yang jelas, siswa diharapkan dapat menggunakan ChatGPT secara bertanggung jawab dan memanfaatkannya secara optimal dalam pembelajarannya(Maulana et al., 2023) . Pembangunan infrastruktur dan ketersediaan teknologi juga penting untuk memastikan akses yang adil terhadap teknologi pendidikan di semua wilayah. Kesenjangan dalam teknologi dan akses internet masih menjadi tantangan besar untuk memastikan bahwa semua siswa, terlepas dari latar belakang sosial ekonomi, dapat memanfaatkan potensi teknologi seperti ChatGPT.


Saat menggunakan ChatGPT di lingkungan pendidikan, penting untuk dipahami bahwa teknologi ini bukanlah tujuan akhir, melainkan alat untuk mencapai tujuan pembelajaran yang lebih luas. Penggunaan ChatGPT hendaknya sesuai dengan tujuan pendidikan agar siswa dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan mandiri.Pengambil keputusan juga memainkan peran penting dalam menciptakan kerangka kerja yang mendukung penggunaan teknologi ini secara positif dan bertanggung jawab. Aturan yang diterapkan harus mencerminkan komitmen untuk memaksimalkan manfaat teknologi sekaligus meminimalkan potensi risiko yang terkait dengan penggunaannya. Mengingat masa depan pendidikan yang semakin terintegrasi dengan teknologi, diperlukan penelitian dan evaluasi lanjutan untuk memverifikasi dampak penggunaan ChatGPT di lingkungan pendidikan. Dengan memahami lebih dalam mengenai manfaat dan tantangan yang terkait dengan penggunaan teknologi ini, kita dapat mengembangkan strategi yang lebih efektif untuk meningkatkan kualitas pendidikan secara keseluruhan.


Dengan demikian, pemahaman guru dan siswa tentang penggunaan ChatGPT dalam pengajaran mencerminkan kompleksitas penerapan teknologi di kelas. Meskipun ChatGPT memiliki potensi besar untuk meningkatkan efisiensi, komunikasi, dan keterlibatan dalam pembelajaran, penggunaan ChatGPT juga menghadirkan tantangan yang harus diatasi dengan pendekatan yang hati-hati dan terinformasi. Hanya dengan pendekatan yang komprehensif dan terkoordinasi, teknologi seperti ChatGPT dapat meningkatkan kualitas pendidikan global secara signifikan.








































REFERENCES


Kharis, S. A. A., Arisanty, M., & Zili, A. H. A. (2024). Pengalaman dan Perspektif Pendidik terhadap Penggunaan ChatGPT dalam Pengajaran. Jurnal Pendidikan, 33(1), 515–524. https://doi.org/10.32585/jp.v33i1.5004

Maulana, M. J., Darmawan, C., & Rahmat, R. (2023). Penggunaan Chatgpt Dalam Tinjauan Pendidikan Berdasarkan Perspektif Etika Akademik. Bhineka Tunggal Ika: Kajian Teori Dan Praktik Pendidikan PKn, 10(1), 58–66. https://doi.org/10.36706/jbti.v10i1.21090

Merizawati, H., Hardianty, S., Ali, H., Sherly Kase, M., Cahyo Mayndarto, E., Studi Pendidikan Agama Islam, P., Tarbiyah, F., Tinggi Ilmu Tarbiyah Al Amin Indramayu, S., Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, P., Tinggi Agama Islam Al-Akbar Surabaya, S., Studi Manajemen Pendidikan Islam, P., Tarbiyah dan Keguruan, F., Tinggi Agama Islam Negeri Teungku Dirundeng Meulaboh, S., Studi Manajemen, P., Teknologi dan Bisnis Haji Agus Salim Bukittinggi, I., Studi Ekonomi Pembangunan, P., Ekonomi dan Bisnis, F., Timor, U., Studi Akuntansi, P., … Tama Jagakarsa, U. (2024). Evaluasi Pandangan Mahasiswa UNNES Terhadap Dampak Positif  dan Hambatan Penggunaan AI (ChatGPT) dalam Pembelajaran. Jurnal Majemuk, 3(2), 365–374. https://jurnalilmiah.org/journal/index.php/majemuk/article/view/688

Nufus, H. (2024). Pengaruh Penggunaan ChatGPT Terhadap Motivasi Belajar Mahasiswa STMIK Antar Bangsa. Jurnal Teknik Informatika Stmik Antar Bangsa, X(1), 2442–2445.

Pratiwi, N. K. (2024). Persepsi Mahasiswa terhadap Penggunaan Chatgpt : Peluang dan Tantangan bagi Pembelajaran Bahasa Indonesia sebagai Mata Kuliah Wajib pada Kurikulum Perguruan Tinggi. 10(3), 2727–2742.


Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.