Memanfaatkan media sosial untuk edukasi dan menjangkau masyarakat yang luas
Model Pembelajaran Berbasis Media Sosial
Pendidikan adalah Dalam menjangkau proses penyelenggaraan perkembangan terhadap pelajar agar menggunakan media untuk memperlancar proses komunikasi serta memiliki kemampuan membangkitkan gairah atau semangat interaksi. Sehingga menjadi suasana kondusif bagi terlaksananya proses pembelajaran yang mendidik.
Realitas ini menunjukan adanya media sosial lebih banyak berpengaruh buruk pada peserta didik dan kependidikan. Yang nantinya, dapat berpengaruh buruk yang muncul dari sosial media, maka nantinya perlu disusun beberapa desain model dalam suatu pembelajaran yang berbasis sosial media dengan model pembelajaran sosial kolaboratif yang lebih menekankan pada kerjasama antara guru dan pihak lain diluar guru. (Saekan, 2023)
Kerangka Kerja Pemanfaatan Media Sosial untuk Edukasi
Dalam menyonsong era globalisasi, pemanfaatan media sosial baik informasi, dan komunikasi tidak dapat dipisahkan. Pesatnya perkembangan era globalisasi ditandai dengan pesatnya perkembangan teknologi. Begitu juga dengan informasi, kini kita dapat mengakses informasi hampir tanpa batasan. Informasi di belahan bumi mana pun dapat terakses hanya dalam waktu seper-sekian detik. Dalam menghadapi perkembangan itu, komunikasi juga menjadi hal penting dalam tukar-menukar informasi. Jika hal ini tidak lakukan, maka sebuah masyarakat akan terkungkung dalam stagnansi perkembangan karena tidak adanya masukan dan inovasi teknologi ataupun informasi. Akibatnya, seperti katak dalam tempurung di luar kelompok masyarakatnya.
Begitu pun dalam dunia pendidikan. Pemanfaatan dalam pendidikan adalah kita lihat dalam penggunaan pembelajaran elektronik (elearning). Elearning atau pembelajaran elektronik. Sudah terdapat penelitian yang mengemukakan bahwa adanya efektivitas pembelajaran dengan metode daring. Terdapat perbedaan signifikan pada hasil pretest dan post-test setelah diberikan pembelajaran melalui web blog dilakukan dengan metode daring.
Adanya berupa media sosial pada suatu program atau rencana kerja yang memungkinkan klien berdiskusi, berbagi data serta dapat membuat konten. Media sosial ini memanfaatkan berbagai struktur, tujuan interaksi antarpribadi, lokasi berbagi foto, SMS, tujuan berbagi video, siaran digital, gadget, internet, dan lain-lain. (Asdiniah & Lestari, 2021)
Strategi Edukasi Melalui Media Sosial
Dalam rangka menghadapi globalisasi maka diperlukan suatu upaya pelaksanaan pendidikan yang sejalan dengan kebutuhan masyarakat global. Untuk itu menurut Tilaar pendidikan ini tentu saja sebagai bentuk agar kita dapat beradaptasi dalam tantangan globalisasi. Selain para siswa, kini Guru harus creative thinking (berpikir kreatif), collaborate (berkolaborasi/bekerja sama), dan communication (berkomunikasi). yang ditamankan dalam pendidik global ini ialah prinsip pendidikan berkarakter. Dalam hal ini guru berkewajiban. Selain itu, guru perlu menyelaraskan. Seorang guru dituntut untuk dapat memastikan peserta didiknya lincah dalam menggunakan media informasi yang valid.. sehingga siswa tidak terkena dampak negatif tersebut. Guru hendaknya dapat menumbuhkan kearifan pada diri siswanya dalam menggunakan internet, misalnya materi .Keberhasilan seorang pendidik dilihat dari hasil pendidikannya. Guru memiliki tuntutan profesional untuk menjaga kualitas kepribadiannya sebagai pribadi panutan. Perlu dipahami seorang siswa merupakan keterbukaan informasi di era globalisasi haruslah diimbangi peran guru yang mampu mengantisipasi segala macam akibat buruk yang ditimbulkan dari keterbukaan informasi di era globalisasi haruslah diimbangi peran guru yang mampu mengantisipasi segala macam akibat buruk yang ditimbulkan dari keterbukaan tersebut. Oleh karenanya, guru yang patut adalah guru yang multiperan, yaitu guru yang mampu menjadi kreator, inovator, motivator, juga konselor bagi para peserta didikinya.
Adanya suatu pembelajaran online juga dapat mempunyai sebuah pengalaman terkait adanya suatu teknologi dalam meningkatkan pendidikan disekolah. Adapun hubungan antara orangtua dan anak juga lebih meningkat karena pada dasarnya orang tua akan lebih sering banyak waktunya untuk dapat mendampingi dan memberikan juga semangat kepada anak untuk tetap rajin belajar walaupun melalui pembelajaran secara daring. (Susanti et al., 2022)
Daftar Referensi:
Asdiniah, E. N. A., & Lestari, T. (2021). Pengaruh Media Sosial Tiktok terhadap Perkembangan Prestasi Belajar Anak Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Tambusai, 5(1), 1675–1682. https://jptam.org/index.php/jptam/article/view/1156/1036
Saekan, M. (2023). Model Pembelajaran Berbasis Media Sosial. JIIP - Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan, 6(4), 2491–2496. https://doi.org/10.54371/jiip.v6i4.1727
Susanti, E., Indrajaya, K., & Darlan, S. (2022). Pemanfaatan media sosial Whatsapp sebagai sarana pembelajaran di PKBM Luthfillah. Journal of Environment and Management, 3(3), 177–185. https://doi.org/10.37304/jem.v3i3.5523
Post a Comment