Dampak Penggunaan Media Sosial Terhadap Motivasi Belajar Siswa
Negara Indonesia menjadi salah satu negara yang memiliki jumlah penggunan media sosial terbesar di dunia. Menurut data terbaru pada tahun 2023, mayoritas penduduk Indonesia sangat aktif di berbagai platform media sosial. Penggunaannya meluas di semua masyarakat, termasuk di kalangan siswa. Jumlah pengguna media sosial yang aktif di indonesia mencapai 167 juta orang pada januari tahun 2023. Jumlah pengguna aktif tersebut setara dengan 60,4% jumlah populasi di Indonesia. Angka ini menempatkan Indonesia berada pada peringkat keempat sebagai pengguna media sosial terbanyak di dunia, setelah Amerika Serikat, India dan China (Suhadi et al., 2024). Popularitas media sosial di Indonesia dapat dikaitkan dengan jaringan internet yang semakin luas dan aksesibilitas perangkat mobile yang tinggi. Media sosial di Indonesia tidak hanya digunakan untuk keperluan pribadi seseorang, akan tetapi media sosial digunakan juga untuk kegiatan bisnis, pendidikan, dan hal lainnya. Fenomena yang terjadi ini menunjukkan bahwa media sosial sangat penting di dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia, termasuk dalam hal pendidikan.
Di era globalisasi ini, penggunaan media internet khususnya media sosial yang paling sering adalah kalangan siswa. Media sosial ini digunakan untuk mencari berita terkini, sebagai hiburan dan berkomunikasi dengan keluarga dan teman-teman di situs jejaring sosial. (Juwita et al., 2015). Dalam era yang sudah serba digital ini, penggunaan media sosial di kalangan siswa sudah menjadi fenomena yang sangat umum. Penggunaan platform media sosial seperti Instagram, TikTok, Twitter, dan Facebook tidak hanya digunakan untuk berkomunikasi dan berbagi informasi, tetapi bisa juga digunakan untuk mengikuti tren terbaru dan berita terkini mengenai hal sedang ramai dibicarakan. Siswa juga bisa memanfaatkan media sosial untuk berbagai keperluan, baik untuk personal maupun akademis. Dalam hal akademis seperti pendidikan, media sosial menjadi alat bantu siswa untuk berdiskusi tentang tugas, mencari informasi tambahan, dan berkolaborasi dalam proyek kelompok. Kemudahan akses dan interaksi yang dimiliki media sosial menjadikannya bagian yang penting dari kehidupan sehari-hari siswa.
Penggunaan media sosial dan motivasi belajar memiliki hubungan, dua hal ini merupakan hal yang cukup kompleks dan dapat bersifat dua arah. Media sosial tersebut memiliki pengaruh yang positif terhadap motivasi belajar siswa, hal ini ditunjukkan bahwa siswa yang menggunakan media sosial untuk belajar lebih cenderung mempunyai motivasi belajar yang lebih besar dibanding dengan siswa yang tidak menggunakan media sosial untuk belajar (Suhadi et al., 2024). Melalui media sosial, siswa dapat menemukan pengetahuan seperti video pembelajaran, artikel-artikel ilmiah, dan diskusi akademis yang dapat menambah pengetahuan dan mendorong semangat belajar siswa. Di satu sisi, media sosial dapat menjadi sumber motivasi dan inspirasi melalui berbagai konten edukatif dan dukungan komunitas yang positif. Namun, di sisi lainnya, penggunaan media sosial yang tidak terkendali juga dapat mengalihkan perhatian siswa dari kegiatan belajar yang produktif. Seperti contoh ketergantungan pada media sosial untuk hiburan dan interaksi sosial dapat mengurangi waktu dan energi yang seharusnya digunakan siswa untuk belajar.
Penggunaan media sosial juga dapat berdampak pada penurunan motivasi belajar siswa di sekolah. Penelitian telah menunjukkan bahwa penggunaan media sosial seperti bermain gadget atau HP yang terus menerus dapat membuat siswa kecanduan gadget, hal ini dapat menyebabkan terganggunya motivasi belajar siswa (Kamaruddin et al., 2023). Penggunaan media sosial yang terus menerus dan berlebihan akan berdampak negatif pada motivasi belajar siswa seperti, ketika siswa menghabiskan terlalu banyak waktu untuk bermain gadget dengan scrolling tanpa tujuan, bermain game, atau menonton video yang tidak ada kaitannya dengan pembelajaran, mereka dapat kehilangan fokus pada tugas-tugas sekolah. Gangguan seperti ini sering kali terjadi pada siswa yang menyebabkan berkurangnya waktu efektif yang digunakan siswa untuk belajar dan menyelesaikan tugas, sehingga hal itu dapat menurunkan produktivitas dan prestasi akademik siswa. Selain itu, media sosial juga dapat menyebabkan tekanan sosial dan perbandingan diri atau insecure yang berlebihan, yang pada akhirnya hal itu dapat menimbulkan stress dan kecemasan, serta mengurangi motivasi belajar.
Dampak positif, media sosial sangat memungkinkan siswa untuk berkomunikasi dan terhubung dengan anggota keluarga dan teman dekat, lewat media sosial siswa juga dapat memperoleh segala informasi dan materi pembelajaran, media sosial juga menjadi tempat untuk berbagi pemikiran dan ide-ide. Namun, ada pun dampak negatifnya, media sosial akan menyebabkan pengaruh buruk pada mental psikis siswa seperti munculnya ketidakpercayaan diri siswa, membuat stres, dan bisa menyebabkan siswa hilang fokus dan lalai terhadap tugas-tugas sekolah (Romanti, 2023). Penggunaan media sosial juga memiliki dampak positif dan negatif lainnya terhadap motivasi belajar siswa. Dampak positif lainnya meliputi akses yang mudah ke sumber belajar dan informasi yang luas, fasilitas untuk berkolaborasi dengan teman sekelas dan guru, serta adanya konten edukatif yang dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan siswa. Selain itu, media sosial juga memungkinkan siswa untuk mendapatkan dukungan sosial dari komunitas belajar online, yang dapat mendorong semangat belajar. Namun, dampak negatifnya juga tidak dapat diabaikan. Media sosial bisa menyebabkan kecanduan yang dapat mengganggu waktu belajar. Seperti, gangguan konsentrasi akibat dari notifikasi dan konten yang terus-menerus ditonton siswa, hal itu dapat mengurangi kualitas belajar siswa. Selain itu, penyebaran informasi yang tidak benar atau hoaks juga dapat menyesatkan siswa, dan risiko kesehatan mental akibat tekanan sosial dan perbandingan diri dapat menurunkan motivasi dan kesejahteraan siswa.
Terdapat juga beberapa faktor yang mempengaruhi dampak penggunaan media sosial terhadap motivasi belajar siswa. Faktor seperti, jenis platform media sosial yang digunakan, waktu yang dihabiskan, tujuan penggunaan, dan pengendalian diri siswa, hal ini mempunyai peran penting untuk menentukan dampak penggunaan media sosial terhadap motivasi belajar (Suhadi et al., 2024). Lamanya waktu yang dihabiskan untuk media sosial, serta kualitas dan relevansi konten yang ditonton, sangat memainkan peran penting dalam menentukan dampak positif atau negatif terhadap motivasi belajar. Pengawasan yang tepat dari guru dan orang tua juga sangatlah penting untuk memastikan siswa bermain media sosial dengan cara yang benar dan produktif. Faktor-faktor tersebut meliputi lamanya penggunaan media sosial, jenis konten yang diakses, tujuan penggunaan media sosial, kualitas pengawasan dari orang tua dan guru, serta kesiapan siswa dalam mengelola waktu dan mengatur prioritas.
Untuk meminimalkan dampak negatif media sosial, menggunakan media sosial dengan bijak dan pengawasan yang tepat sangat diperlukan. Penggunaan media sosial dengan bijak seperti melibatkan pengaturan waktu yang tepat setiap harinya, media sosial digunakan untuk segala hal yang positif dan bermanfaat. Kita juga harus memperhatikan etika dalam menggunakan media sosial yang baik karena negara kita telah memberikan aturan dan batasan bermedia sosial (Tumanggo, 2022). Dengan pemilihan konten- konten yang bermanfaat, dan memiliki kesadaran akan dampak negatif yang mungkin timbul. Pengawasan dari orang tua dan guru juga dapat dilakukan melalui diskusi terbuka tentang bahaya media sosial, menetapkan batasan waktu penggunaan, dan memperhatikan aktivitas online siswa. Dengan demikian hal ini memungkinkan, siswa dapat diarahkan untuk menggunakan media sosial secara positif dan produktif, sehingga dampak negatif akan media sosial pun dapat diminimalkan.
Beberapa strategi dapat kita lakukan untuk mengoptimalkan penggunaan media sosial untuk membuat motivasi belajar siswa meningkat. Seperti dengan cara membatasi waktu scrolling media sosial per harinya 30 menit, hal ini sangat bermanfaat untuk mengurangi rasa kecemasan dan depresi siswa yang dapat berpengaruh pada motivasi belajar (Wisnubrata T, 2023). Siswa akan merasa tenang dan tidak stress karena mereka membatasi bermain media sosial, Awalnya memang akan terasa berat tetapi jika terbiasa hal tersebut akan sangat berdampak baik untuk kehidupan siswa. Kemudian strategi lainnya bisa dengan edukasi dan literasi digital yang sangat penting dilakukan untuk mengajarkan siswa mengenai penggunaan media sosial yang bijak dan aman. Memberi informasi kepada siswa untuk mengikuti akun sosial media yang menawarkan konten edukatif dan inspiratif, dapat membantu siswa memanfaatkan media sosial sebagai sumber belajar yang bermanfaat. Kemudian pengaturan waktu yang baik juga sangat penting agar siswa dapat membagi waktu antara belajar dan penggunaan media sosial, dengan membentuk komunitas belajar online yang mendukung dan memotivasi siswa dalam proses pembelajaran juga dapat menjadi strategi yang efektif. Selain itu, menyatukan media sosial dalam metode pembelajaran, seperti membuat grup diskusi online dan proyek kolaboratif, dapat membantu memanfaatkan media sosial sebagai alat pembelajaran yang efektif. Dengan pendekatan dan strategi yang tepat, media sosial dapat digunakan sebagai alat yang efektif untuk membantu dan meningkatkan motivasi belajar siswa. Melalui penggunaan yang bijak dan pengawasan yang tepat, dampak negatif dari media sosial pun dapat diminimalkan, dan dampak positifnya dapat dioptimalkan untuk mendukung keberhasilan akademik siswa.
Post a Comment