Pengaruh Keterkucilan Sosial Terhadap Kemiskinan dan Strategi Pengetansan
Halo, Pembaca Setia Ruang Rosadi!
Saya Mahasiswa Universitas Indraprasta PGRI (UNINDRA) senang sekali dapat berbagi Esai Ilmia yang saya buat dari beberapa jurnal dengan judul "[Pengaruh Keterkucilan Sosial Terhadap Kemiskinan dan Strategi Pengetansan]" yang pastinya akan memberikan wawasan baru dan informasi yang bermanfaat bagi Anda.
Saya berharap Esai Ilmia ini dapat menambah pengetahuan dan memberikan inspirasi bagi Anda. Jangan ragu untuk berbagi pendapat atau pertanyaan Anda di kolom komentar. Kami sangat menghargai setiap masukan dari para pembaca setia.
Selamat membaca!
____________________________________________________________________
Keterkucilan sosisal dalam kemiskinan adalah judul yang saya angkat di karenakan merupakan suatu masalah yang belom bisa teerselesaikan sampai saat ini ,karena masalah ini sangaat berpengaruh terhadap kondisi Masyarakat yang sangat terlihat jelas ,dengan saya membuat judul esai ilmiah ini untuk membahasah masalah-masalah yang terjadi di berbagai daerah dan juga dampak plsitif dari strategi pengentasan kemiskinan ,deang materi yang saya bahas yang terdiri dari pentingnya strategi pengetasan untuk mengetahui pengaruh social terhadap kemiskinan, keterkaitan antara keterkucilan social dan keberadaan dalam keadaan miskin, factor-faktor yang menyebabkan terjadinya keterkucilan social, dampak dari keterkucilan social dalam kemiskinan terhadap individu dan komunitas, Langkah-langkah untuk menurangi keterkucilan social dan mengatasi masalah kemiskinan, danan tantangan yang dihadapi dalam pengentasan dalam mengurangi keterkucilan social dan kemiskinan,saya harap dengan pengangkatan judul ini akan mengurangi dampak keterkucilan Masyarakat dalam kemiskinan, dan dapat msyarakat menghhindari dampak yang akan menjerumuskannya dalam keterkucilan social dalam kemiskinan.
Strategi pengetasan dalam kemiskinan sangatlah penting bagi negara untuk meminimalisir terjadi keterkucilan sosail terhadap kemiskinan, dan Strategi pengentasan kemiskinan tidak hanya perlu memperhatikan aspek ekonomi tetapi juga sosial. Dengan memahami dampak keterkucilan sosial, pemerintah dan masyarakat dapat merancang program-program yang lebih efektif dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan, dalam kasus ini saya mendapatkan suatu kasus yang di lakukan untuk menangulangi kemiskinan dengan strategi pemberdayaaan di Masyarakat, pada tahun 2018 sampai 2019, para peneliti malakuakan pengentasan kemisikinan di kota Palembang dengan tujuan untuk penanggulangan kemiskianan dengan melakukan strategi pemberdayaan msyarakat , dengan strategi yang di terapkan ini Masyarakat dapat memrfokuskan pada dua masalah utama yang menjadi factor terjadinya kemiskinan, untuk itu masyarakat dapat mengembangkan diri dalam ruang lingkup wilaya dan materi yang akan dapat mendukung masayarat yang mengalami kemiskinan agar lebih beradadalam segi ekonomi untuk menjalakan kehidupan sehari – harinya dengan lebih baik. (Yesi Triani, 2020)
Keterkucilan sosial, seperti akses terbatas terhadap pendidikan dan layanan kesehatan, sering kali menjadi faktor penyebab utama kemiskinan. Studi menunjukkan bahwa masyarakat yang mengalami keterkucilan sosial cenderung memiliki tingkat kemiskinan yang lebih tinggi dibandingkan dengan masyarakat yang tidak mengalami keterkucilan sosial.
Sebagai contoh, sebuah penelitian dilakukan pada tahun 2014 di desa-desa dan kelurahan di Kabupaten Wajo, Provinsi Sulawesi Selatan, menggunakan metode Two Step Cluster (TSC) untuk mengidentifikasi daerah-daerah yang terkena dampak kemiskinan. Penelitian ini mengungkapkan bahwa masyarakat di Kabupaten Wajo mengalami keterkucilan sosial yang signifikan dalam kemiskinan.
Contohnya, sangat jarang ditemukan keluarga di desa dan kelurahan di kabupaten tersebut yang menggunakan listrik. Pendidikan juga sangat kurang karena partisipasi sekolah yang rendah di kalangan keluarga. Selain itu, sebagian besar warga bekerja sebagai petani dengan penghasilan yang tidak menentu, yang semakin memperburuk kondisi ekonomi mereka.
Keterbatasan ini juga berdampak pada akses terhadap layanan kesehatan, membuat masyarakat rentan terhadap penyakit dan meningkatkan angka kematian di daerah tersebut. Kombinasi faktor-faktor ini menunjukkan bahwa keterkucilan sosial berperan besar dalam mempertahankan dan memperparah kondisi kemiskinan di Kabupaten Wajo.
Dengan menggunakan metode TSC, penelitian ini dapat menyimpulkan bahwa keterkucilan sosial dan kemiskinan saling terkait erat, dan bahwa intervensi untuk mengurangi kemiskinan harus mencakup upaya untuk mengatasi berbagai aspek keterkucilan sosial. Pendekatan ini diharapkan dapat membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan, dengan menyediakan akses yang lebih baik terhadap pendidikan, layanan kesehatan, dan peluang ekonomi. (Annas, (2015))
Ada beberapa faktor yang menyebabkan keterkucilan sosial, antara lain rendahnya tingkat pendidikan, ketidakmampuan ekonomi, serta kurangnya akses terhadap infrastruktur dan layanan dasar seperti listrik dan sanitasi.
Sebagai contoh, pada bulan Maret hingga April 2018, dilakukan analisis untuk mengetahui persentase kemiskinan di Desa Jati Mulyo. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi penyebab kemiskinan yang terjadi di desa tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 70 keluarga yang dikategorikan miskin, dengan beberapa faktor penyebab utama.
Pertama, rendahnya tingkat pendidikan di kalangan penduduk desa. Banyak anak-anak yang tidak melanjutkan sekolah karena berbagai kendala, termasuk biaya pendidikan dan kurangnya fasilitas pendidikan yang memadai. Kedua, kondisi tempat tinggal yang tidak layak, dengan banyak rumah tidak memiliki akses listrik. Ketiga, pendapatan yang tidak stabil, di mana sebagian besar penduduk bergantung pada pekerjaan serabutan atau pertanian dengan hasil yang tidak menentu.
Faktor-faktor ini saling terkait dan berkontribusi pada keterkucilan sosial di Desa Jati Mulyo. Rendahnya pendidikan membatasi kesempatan kerja yang lebih baik, sementara ketidakmampuan ekonomi memperburuk kondisi tempat tinggal dan akses terhadap layanan dasar. Kombinasi ini menciptakan siklus kemiskinan yang sulit diputus.
Oleh karena itu, upaya untuk mengatasi keterkucilan sosial harus mencakup peningkatan akses terhadap pendidikan, pengembangan ekonomi lokal, dan perbaikan infrastruktur dasar. Dengan pendekatan yang holistik, diharapkan kesejahteraan masyarakat dapat ditingkatkan dan keterkucilan sosial dapat dikurangi secara signifikan. (Harahap, 2019)
Individu yang mengalami keterkucilan sosial cenderung menghadapi kesulitan dalam memenuhi kebutuhan dasar mereka, seperti pendidikan yang layak, pekerjaan yang stabil, dan kesehatan yang memadai. Dampak ini tidak hanya dirasakan secara individu tetapi juga mempengaruhi kemampuan komunitas untuk berkembang secara menyeluruh.
Sebagai contoh, di suatu daerah yang terkena dampak kemiskinan, pembangunan yang seharusnya mempertimbangkan kesejahteraan masyarakat sekitar justru menyebabkan keterlambatan dan berbagai masalah. Pembangunan yang idealnya bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, sebagaimana diamanatkan oleh UUD 1945 dan tujuan Pembangunan Nasional, sering kali tidak tercapai. Alih-alih mensejahterakan, pembangunan yang tidak terencana dengan baik justru memperburuk kondisi kemiskinan individu dan komunitas.
Banyak individu dan komunitas masih terjebak dalam kemiskinan karena masalah-masalah yang belum bisa diatasi, seperti akses yang buruk terhadap pendidikan, peluang kerja yang terbatas, dan layanan kesehatan yang tidak memadai. Ironisnya, semakin banyak pembangunan yang dilakukan tanpa memperhatikan kondisi sosial-ekonomi masyarakat setempat, justru menimbulkan kemiskinan yang lebih parah. Hal ini disebabkan oleh adanya perbedaan antara tujuan pembangunan dan kenyataan yang terjadi di lapangan.
Pembangunan yang tidak inklusif dan tidak melibatkan masyarakat secara langsung sering kali mengabaikan kebutuhan dasar mereka. Akibatnya, individu yang sudah miskin semakin terpinggirkan dan komunitas tidak bisa berkembang dengan baik. Dampak jangka panjangnya adalah ketidakmampuan masyarakat untuk keluar dari lingkaran kemiskinan, yang pada akhirnya menghambat pertumbuhan ekonomi dan sosial secara keseluruhan.
Oleh karena itu, penting bagi pemerintah dan pihak terkait untuk merancang dan melaksanakan pembangunan yang benar-benar inklusif, mempertimbangkan kebutuhan dan kondisi masyarakat setempat. Ini termasuk meningkatkan akses pendidikan, menciptakan lapangan kerja yang stabil, dan menyediakan layanan kesehatan yang memadai. Hanya dengan demikian, dampak negatif dari keterkucilan sosial dapat diminimalisir dan tujuan pembangunan nasional dapat tercapai dengan lebih efektif. (Putri, 2023)
Pengurangan keterkucilan sosial dapat dilakukan melalui berbagai langkah, termasuk peningkatan akses terhadap pendidikan dan pemberdayaan ekonomi melalui program bantuan sosial yang tepat sasaran. Salah satu contoh nyata adalah program Keluarga Harapan (PKH) yang dilaksanakan di Kecamatan Way Tenong, Kabupaten Lampung Barat pada tahun 2017.
Program Keluarga Harapan (PKH) ini dirancang untuk membantu masyarakat dalam aspek keuangan, sehingga mereka dapat mengatasi berbagai hambatan yang berkontribusi pada kemiskinan dan keterkucilan sosial. Dengan adanya program ini, anak-anak yang sebelumnya malas bersekolah karena jarak yang jauh, menjadi lebih rajin bersekolah karena diberikan uang saku dari program ini. Selain itu, program ini juga memberikan bantuan kepada keluarga yang memiliki ibu hamil dan balita, dengan menyediakan dukungan gizi, kesehatan, dan biaya untuk pengecekan kesehatan rutin.
Program PKH ini tidak hanya memberikan manfaat finansial langsung, tetapi juga meningkatkan kualitas hidup masyarakat secara keseluruhan. Anak-anak yang mendapatkan uang saku dapat lebih fokus pada pendidikan mereka, sementara dukungan untuk ibu hamil dan balita membantu memastikan kesehatan generasi masa depan. Dengan demikian, program ini berkontribusi pada pengurangan keterkucilan sosial dan kemiskinan di Kecamatan Way Tenong.
Secara lebih luas, langkah-langkah untuk mengurangi keterkucilan sosial dan mengatasi masalah kemiskinan harus mencakup :
Ø Peningkatan Akses Pendidikan: Menyediakan beasiswa, fasilitas pendidikan yang memadai, dan transportasi sekolah untuk memastikan semua anak dapat mengejar pendidikan tanpa hambatan.
>. Pemberdayaan Ekonomi: Melalui program bantuan sosial yang tepat sasaran seperti PKH, memberikan pelatihan keterampilan kerja, akses modal usaha kecil, dan menciptakan peluang kerja.
>Perbaikan Infrastruktur Dasar: Meningkatkan akses terhadap listrik, air bersih, dan sanitasi yang layak agar masyarakat dapat hidup dengan kondisi yang lebih baik.
Ø Akses Layanan Kesehatan: Memastikan bahwa semua lapisan masyarakat memiliki akses ke layanan kesehatan yang berkualitas, termasuk pemeriksaan rutin dan dukungan gizi.
Dengan mengimplementasikan langkah-langkah ini secara efektif, pemerintah dan berbagai pihak terkait dapat secara signifikan mengurangi keterkucilan sosial dan mengatasi masalah kemiskinan, sehingga menciptakan masyarakat yang lebih sejahtera dan inklusif. (Sari, (2019))
Mengurangi keterkucilan sosial dan kemiskinan menghadapi berbagai tantangan yang kompleks. Beberapa tantangan utama termasuk masalah administrasi dalam penyaluran bantuan sosial, ketimpangan regional dalam pembangunan, serta kurangnya koordinasi antara berbagai lembaga dan pihak terkait.
Sebagai contoh, di Desa Sukamulya, Kecamatan Cihaurbeuti, Kabupaten Ciamis, terdapat program penyaluran beras miskin (raskin) yang dirancang untuk membantu keluarga miskin. Namun, implementasi program ini menghadapi sejumlah tantangan signifikan. Salah satu tantangan terbesar adalah memastikan keaslian data penerima agar bantuan tepat sasaran. Ketidakakuratan data dapat menyebabkan bantuan diberikan kepada pihak yang tidak memenuhi kriteria kemiskinan, mengurangi efektivitas program.
Selain itu, keterlambatan dalam pembayaran beras juga menjadi masalah yang serius. Keterlambatan ini menyebabkan penyalur harus mencari solusi yang efektif untuk mengelola distribusi beras, memastikan bahwa bantuan dapat disalurkan tepat waktu kepada mereka yang membutuhkan.
Penyalur raskin di Desa Sukamulya harus mengembangkan metode distribusi yang benar agar program ini dapat berjalan dengan lancar. Ini termasuk menetapkan sistem verifikasi data yang lebih akurat dan efisien serta memastikan pembayaran dan pengiriman beras dilakukan tepat waktu. Dengan demikian, program penyaluran raskin dapat memberikan manfaat yang berkelanjutan dan relevan bagi keluarga miskin di daerah tersebut, membantu mereka mengatasi keterkucilan sosial dan kemiskinan.
Dengan mengatasi tantangan-tantangan ini, program-program bantuan sosial dapat menjadi lebih efektif dalam mencapai tujuan mereka, yaitu mengurangi keterkucilan sosial dan kemiskinan, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. (Ahmad Juliarso, (2019))
Kesimpulan yang saya dapatkan dari esai yang saya kembangkan tentang keterkucilan sosial memiliki pengaruh yang sangat terasa terhadap kemiskinan di indonesai. Pentingnya strategi pengentasan yang holistik, inklusif, dan berkelanjutan sangat diperlukan untuk mengatasi masalah yang terjadi di daerah-daerah yang memiliki presentasi tinggi Tingkat kemiskinannya. Langkah-langkah konkret seperti pemberdayaan ekonomi, peningkatan akses terhadap pendidikan dan layanan kesehatan, serta penanganan tantangan administratif harus dilakukan untuk mencapai tujuan pembangunan yang adil dan berkelanjutan di di daerah-daerah yang ada di Indonesia khususnya daerah yang memiliki ancaman keterkucilaan sosial dalam kemiskinan seperti daerah-daerah terpencil dan juga pinggiran kota.
Referensi
Triani, Yesi. (2020). "Strategi Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengentasan Kemiskinan: Kasus Palembang." Jurnal Pengembangan Sosial.
Annas. (2015). "Keterkucilan Sosial dan Kemiskinan di Kabupaten Wajo: Studi Kasus Metode Two Step Cluster." Jurnal Kajian Sosial.
Harahap, A. (2019). "Analisis Faktor-faktor Penyebab Kemiskinan di Desa Jati Mulyo." Jurnal Analisis Kemiskinan.
Putri, N. (2023). "Dampak Keterkucilan Sosial dalam Kemiskinan: Implikasi Terhadap Pembangunan Nasional." Jurnal Pembangunan Sosial.
Sari, I. (2019). "Program Keluarga Harapan sebagai Solusi Penanggulangan Kemiskinan." Jurnal Kesejahteraan Sosial.
Juliarso, A. (2019). "Tan4 c tangan Administratif dalam Penyaluran Bantuan Sosial di Kabupaten Ciamis." Jurnal Administrasi Publik.
____________________________________________________________________
Terima kasih telah meluangkan waktu untuk membaca Esai Ilmia ini. Saya sangat berharap informasi yang saya sajikan dapat bermanfaat bagi Anda. Jangan lupa untuk terus mengikuti blog kami untuk mendapatkan Esai Ilmia menarik dan informatif lainnya.
Salam hangat,
Rafi Permana Putra
NPM 202214502159
Post a Comment