Header Ads

MENINGKATKAN KUALITAS PENDIDIKAN DI DAERAH TERPENCIL DAN TERTINGGAL




 Peningkatan kualitas pendidikan di daerah terpencil dan tertinggal merupakan tantangan besar yang memerlukan pendekatan multifaset. Keterbatasan infrastruktur, aksesibilitas, dan sumber daya manusia menjadi kendala utama yang harus diatasi. Program intervensi yang komprehensif diperlukan untuk meningkatkan akses dan kualitas pendidikan di daerah-daerah ini. Strategi-strategi yang dapat diterapkan meliputi peningkatan infrastruktur pendidikan, pelatihan intensif bagi tenaga pengajar, pengembangan kurikulum yang kontekstual dan relevan, serta penggunaan teknologi pendidikan untuk menjembatani kesenjangan akses. Kerja sama antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat lokal juga sangat penting untuk mendukung keberlanjutan dan efektivitas program-program ini. Dengan pendekatan yang terintegrasi dan berkelanjutan, diharapkan kualitas pendidikan di daerah terpencil dan tertinggal dapat meningkat secara signifikan, sehingga memberikan kesempatan yang lebih baik bagi anak-anak di daerah tersebut untuk berkembang dan berkontribusi dalam pembangunan nasional.

           Problematika  pendidikan di Indonesia masih sering menjadi bahan diskusi. Pendidikan merupakan fondasi penting dalam membentuk kehidupan seseorang. Pendidikan dianggap penting karena esensinya yang membentuk dan mengubah pola kehidupan seseorang menuju yang lebih baik melalui pembelajaran dan pengalaman dalam proses pendidikan itu sendiri. Situasi pendidikan di Indonesia mengalami perubahan dinamis akibat berbagai perkembangan dari faktor ilmu pengetahuan dan teknologi. Perkembangan pendidikan saat ini belum mencapai titik stabil, karena belum menunjukkan pemerataan yang signifikan di seluruh wilayah, baik di perkotaan, kabupaten, maupun di pelosok pedalaman yang sulit dijangkau. Perkembangan pendidikan di Indonesia bagian Barat berbeda dengan di bagian Timur. Hal ini disebabkan oleh kendala seperti akses yang sulit ke pelosok pedalaman Papua, Kurangnya tenaga pendidik yang memadai, serta rendahnya minat belajar siswa, sehingga penerapan konsep pendidikan yang efektif masih menjadi tantangan di Papua.(Renna, 2022)

           Permasalahan utama di Papua berkaitan dengan pengembangan pendidikan yang kurang bermutu, Suroso,S.IP.,M.A. menyampaikan bahwa pembangunan pendidikan di Papua secara umum sudah berjalan dengan baik, Tetapi di beberapa daerah kondisi nya sangat berbeda, dengan banyak nya keterbatasan sehingga banyak bangunan sekolah belum memenuhi kualitas bangunan sekolah. Selain itu juga ketersediaan buku pelajaran, buku catatan, alat tulis lain nya dan perpustakaan sangat terbatas. Buku pelajaran sangat minim, buku tulis peserta didik hanya satu untuk seluruh mata pelajaran, serta ketiadaan perpustakaan mengganggu minat baca dalam pembelajaran. Fasilitas seperti meja, kursi dan papa tulis yang sangat minim bahkan alat teknologi tidak ada sama sekali dan akses internet pun sulit.

        Kondisi akses yang buruk mempengaruhi kualitas pendidikan di Papua. Anak-anak enggan bersekolah karena jarak antara sekolah yang jauh dan kurang nya transportasi umum. Buruk kualitas pendidikan tercermin dari rendah nya kemampuan literasi siswa. Keterampilan membaca dan menulis lulusan SD Papua setara dengan siswa kelas dua bahasa Jawa, lulusan SMP setara dengan siswa kelas empat, dan lulusan SMA setara dengan siswa lulusan SD Jawa. Persentase lulusan sekolah dasar di Pulau Jawa. Hal ini menunjukkan bahwa literasi pada anak Papua sangat penting dan perlu mendapat perhatian. Jumlah guru di wilayah Papua sangat sedikit dan tidak semua guru mempunyai visi yang cukup untuk memahami penting nya peningkatan pendidikan.

Secara umum kapasitas guru di Papua masih minim. Banyak guru di Papua yang berlatar belakang pendidikan agama, namun mengajar bukanlah pilihan terbaik karena harus mengajar berbagai mata pelajaran lainnya. Menurut data UNICEF, 30% pelajar Papua tidak menyelesaikan pendidikan dasar dan menengah. Di daerah pedesaan, sekitar 50% siswa SD dan 73% siswa SMP memilih putus sekolah. Penyebabnya adalah kurang nya keinginan orang tua untuk menunjang pendidikan anaknya dan permasalahan ekonomi keluarga. Banyak orang tua di pedesaan yang lebih memilih anaknya untuk tidak bersekolah karena mereka percaya bahwa sekolah itu tidak penting dan lebih baik anak mereka bekerja di kebun untuk membantu memenuhi kebutuhan hidup.(Amy mustauda, 2023)

          Provinsi Papua menghadapi banyak sekali persoalan dalam aspek pendidikan,  seperti kekurangan tenaga pendidik dan sarana prasarana yang memadai sebagai fasilitas penunjang. Pemerintah perlu membahas dan mengimplementasikan kebijakan untuk mengoptimalkan kualitas pendidikan di Papua, termasuk pembangunan dan perbaikan sarana prasarana, sertifikasi dan kesejahteraan guru, serta pemberian jaminan keamanan bagi masyarakat.(khanzana, Aldo, 2022)

 Pemerintah daerah dan pusat disarankan untuk memperhatikan pendidikan anak-anak di pedalaman Papua, yang juga berhak mendapatkan pendidikan. Dan juga penting untuk membangun akses ke pedalaman dan menyediakan sekolah yang layak. Selain itu, kesejahteraan guru di pedalaman perlu dijamin dengan gaji yang layak dan jaminan keamanan, sehingga menarik minat bagi mereka yang ingin mengajar di pedalaman tanpa merasa khawatir.


 

  Referensi

Aluwisius, Fony, C. (2023). Dampak Pendidikan terhadap Kualitas anak-anak Pedalaman di Kampung Mundidok Distrik Gome Utara Kabupaten Puncak Provinsi Papua. Ilmiah Society, 3(3), 1–6.

Amy mustauda. (2023). Apakah pendidikan di Papua sudah baik? 1.

Khanzana, Aldo, E. (2022). OPTIMALISASI PENINGKATAN KUALITAS MUTU PENDIDIKAN PROVINSI PAPUA SEBAGAI DAERAH 3T DI Khazanah. 14(2), 84–92.

Renna, H. R. P. (2022). Konsep Pendidikan Menurut John Locke dan Relevansinya bagi Pendidikan Sekolah Dasar di Wilayah Pedalaman Papua. Jurnal Papeda: Jurnal Publikasi Pendidikan Dasar, 4(1), 7–16. https://doi.org/10.36232/jurnalpendidikandasar.v4i1.1698

 

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.